Pengantar Penerjemah
Dengarkan dia ketika bermunajat dan berdoa, Anda pasti tidak akan mampu menahan diri dari tangisan, kekhusyukan, dan kehancuran hati. Itulah gita malaikat dalam busana manusia. Dengarkan dia seperti yang disampaikan kepada kita oleh Thawus al-Yamani: Aku melihat Ali bin Husayn bertawaf dan beribadat sejak Isya sampai dini hari. Ketika ia tidak melihat seorang pun, ia menengadah ke langit: Tuhanku, gemintang langit-Mu telah tenggelam. Mata-mata makhluk-Mu telah tertidur. Tetapi pintu-Mu masih terbuka buat para peminta. Aku menghadap-Mu memohon agar Kauampuni daku, Kausayangi daku, kauperlihatkan kepadaku wajah kakekku Muhammad saw di padang Kiamat nanti.”
Ia menangis dan berdoa: Demi keagungan dan kemuliaan-Mu. Dengan maksiatku, tidaklah aku bermaksud untuk menentang-Mu. Ketika aku melakukan kemaksiatan, bukanlah karena aku ragu atas-Mu, bukan karena aku tidak tahu balasan-Mu, bukan juga karena aku melawan hukuman-Mu. Tetapi nafsu menguasai diriku. Tirai yang Kaututupkan padaku menyebabkan aku berani melakukan itu. Sekarang siapa gerangan yang dapat menyelamatkan daku dari azab-Mu? Kepada tali siapa lagi aku harus bergantung jika Kauputuskan tali-Mu? Alangkah malangnya aku kelak ketika bersimpuh di hadapan-Mu. Waktu itu kepada orang yang ringan timbangannya diperintahkan: Ambil balasan-Mu. Kepada orang yang berat timbangannya dikatakan: Beruntunglah kamu. Apakah aku mendapat balasan bersama orang yang ringan amalnya? Ataukah aku beruntung bersama orang yang berat amalnya? Celakalah daku. Bertambah usiaku, bertambah juga dosa-dosaku. Aku tidak bertaubat. Belum datangkah saatnya aku malu menemui Tuhanku? Ia menangis lagi seraya mendendangkan puisi:
Akankah
Kaubakar diriku dengan neraka
Duhai
tujuan segala harapan
Dimanakah
harapku, di manakah cintaku
Aku
datang Kepada-Mu dengan amal buruk dan Hina
Di
tengah makhluk ini
tidak
ada orang yang jahat seperti kejahatanku